Rabu, 26 November 2008

Mengucap Syukur Dalam Segala Hal

Bacaan : I Tesalonika 5 : 18

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yasus bagi kamu.

Ada banyak rasa dalam setiap masakan yang kita makan setiap hari. Ada rasa asin, gurih, manis, pedas dan masih banyak lagi rasa yang lain. Rasa itu tentunya akan sangat tergantung dari bagaimana kita mengolah masakan tersebut, dan juga dari kadar bumbu yang kita masukkan ke dalamnya.
Demikianlah hidup ini seperti halnya sebuah masakan. Ada begitu banyak rasa dalam hidup kita. Ada rasa sedih, gembira, khawatir, dengki, dan lain sebagainya. Rasa dari menu kehidupan ini pun tergantung dari bagaimana kita mengolah hidup kita.
Bagaimanapun rasa yang ada dalam hidup kita, melalui I Tesalonika 5 : 18 Rasul Paulus mengajar kita untuk selalu mengucap syukur dalam segala hal. Baik dalam suka maupun duka, baik dalam tawa maupun dalam derita. Untuk memulai hal itu, kita bisa mengawalinya dengan selalu berpikir positif untuk segala sesuatu yang kita peroleh. Apapun itu! Baik dalam kesengsaraan maupun dalam kebahagiaan. Memang sangat sulit untuk mengucap syukur di saat kita mengalami kecelakaan, penderitaan ataupun kesengsaraan. Namun ucapan syukur di atas semua itu akan berakhir dengan damai sejahtera yang abadi.
Mulai sekarang, mari kita mulai untuk selalu mengucap syukur kepada Tuhan dalam segala hal, sebab itulah yang menjadi kehendak Tuhan di dalam Kristus Yesus.

Selasa, 25 November 2008

Cari Apa Di Dalam Dunia?

Bacaan : Matius 6 : 33

Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan keadamu

Sebagian besar manusia di dalam dunia ini selalu melakukan aktifitas yang dapat menghasilkan uang. Mulai dari Buruh, Guru, Karyawan Perusahaan, Pedagang, dan masih banyak lagi aktifitas yang lainnya. Bahkan ada juga yang mencari uang dengan cara-cara yang keji, seperti mencopet, merampok, mencuri, dan lain-lain. Semua itu delakukan hanya demi memperoleh uang, yaitu sesuatu yang dinilai sangat berharga di mata manusia dalam hidup ini.
Bagaimana dengan hidup kita? apakah kita sebagai umat Kristiani yang adalah milik Kristus juga mengisi hidup kita hanya untuk mencari uang? Apakah hanya itu yang kita cari dalam dunia ini?
Terkadang kita merasa sangat kuatir kehabisan uang dalam kehidupan kita. Kita merasa kuatir tidak dapat makan, minum dan berpakaian dengan layak lagi. Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Matius 6 : 26).
Saudara, Tuhan sangat paham dan sangat tahu akan segala kebutuhan hidup kita. Memang tidak salah jika kita bekerja untuk mencari uang di dunia ini. Namun janganlah kiranya uang menjadi prioritas yang utama dalam kehidupan kita. Marilah kita prioritaskan hidup kita untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, karena dengan berbuat demikian Tuhan akan senantiasa akan mencukupi dan bahkan menambahkan setiap kebutuhan kita seperti yang tertulis pada Injil Matius 6 : 33

Minggu, 23 November 2008

Hamba Yang Menjadi Sahabat

Bacaan : Yohanes 15 : 14 - 17

Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku
(Yohanes 15 : 15)

Status sebagai seorang hamba adalah sebuah status yang mungkin hina di mata banyak orang. Seorang hamba harus selalu mau menuruti apa saja yang diperintahkan oleh tuannya. Mereka tidak bisa mengelak walaupun apa yang diminta oleh majikannya terkadang sangat menyakitkan hati bahkan juga raga mereka. Namun itulah yang harus mereka jalani, karena hidup mereka telah dijual untuk melayani orang lain.
Betapa bahagianya kita, bahwa status kita yang dulunya adalah seorang hamba, kini sudah berubah drastis menjadi seorang sahabat dari Tuan kita, yaitu Tuhan Yesus. Kita yang dulunya hina, dan tidak layak untuk bersanding dengan-Nya, kini telah dipilih-Nya untuk menjadi seorang sahabat. Kini kita memiliki Seorang Sahabat yang sejati, yang akan selalu mendengarkan keluh kesah kita, mengasihi kita, dan senantiasa setia terhadap kita. Mampukah kita untuk setia juga kepada-Nya?
Hendaknya ini menjadi sebuah perenungan yang sungguh-sungguh dalam kehidupan kita.

Berdoalah Dengan Penuh Percaya

Bacaan :Matius 21 : 22

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya

Dalam keseharian kita, seberapa seringkah kita berdoa kepada Tuhan? Mungkin ada di antara kita yang akan selalu berdoa setiap ingin melakukan sebuah aktifitas. Namun ada pula yang berdoa khusus setiap bangun pagi untuk mendoakan aktifitas yang akan dilakukan selama sehari penuh, atau bahkan ada juga yang selalu melewati hari-harinya tanpa berdoa terlebih dahulu kepada Tuhan.
Kadar doa untuk masing-masing personal memang berbeda satu dengan yang lainnya. Ironisnya, ada beberapa diantara kita yang menganggap bahwa doa hanyalah sebuah rutinitas umat Kristiani dalam rangka memohon sesuatu kepada Tuhan Yesus. Isi dari doa kita hanya tentang permohonan ataupun permintaan, tanpa adanya ucapan syukur, penyesalan dosa maupun penyerahan diri kepada Tuhan. Hal itulah yang sering membuat doa kita menjadi tidak berkenan di hadapan Tuhan, sehingga sia-sialah doa kita.
Untuk melakukan doa secara pribadi di dalam rumah, mulailah dengan mesuk ke dalam kamar, tutup pintu dan berdoalah kepada Bapa yang ada di sorga (Matius 6 : 6a). Kita harus mengarahkan hati kita sepenuhnya kepada Tuhan. Kita harus berdoa dengan penuh kepercayaan, tanpa adanya rasa bimbang dan keragu-raguan. Dengan berbuat denikian, apapun yang kita minta kepada Tuhan asalkan hal itu tidak menyimpang dari kehendak Tuhan akan kita dapatkan dalam kehidupan kita, seperti yang tertulis dalam Injil Matius 21 : 22.